Widget HTML Atas

Mengenal Jenis Dan Kelas Power Amplifier - Bahar Electronic

Mungkin aku atau anda pernah mempunyai power amplifier tetapi kita tidak tahu jenis atau kelas apa power amplifier kita. Nah..bagaimana kelebihan dan kekurangannya silahkan baca lebih lanjut.

Orang-orang yang melakukan pekerjaan maupun mempunyai kegemaran seputar audio metode senantiasa berupaya mencari yang terbaik untuk perangkat audio mereka , mereka memperhatikan setiap rincian area dalam audio. Mereka berupaya untuk memurnikan bunyi yang dihasilkan oleh perangkat audio mereka sehingga meraih rincian yang maksimum lewat kabel , mutu listrik , loudspeaker , posisi speaker dan sebagainya. Salah satu area yang penting dalam reproduksi bunyi merupakan amplifier atau perangkat penguat audio.

Adapun jenis-jenis amplifier kebanyakan merupakan :
1. Class A
2. Class B
3. Class AB
4. Class D

Anda mungkin pernah menyaksikan atau menjumpai istilah-istilah tersebut di perangkat audio anda dan tidak pernah tahu apa artinya. Kita akan menjajal mengungkap apa arti istilah-istilah tersebut. Kenapa disebut class atau kelas? Kelas mengkategorikan jenis kelas operasi setiap amplifier. Masing-masing dengan profil operasional yang sedikit berlawanan yang mempunyai pengaruh pada hasil bunyi yang dihasilkan. Beberapa orang mungkin tidak baiklah dengan hasil suaranya tetapi dalam goresan pena ini kita mengatakan “secara umumnya”.

Class A
Kelas A merupakan amplifier yang paling linear diantara semua kelas amplifier. Sinyal apapun yang di hasilkan oleh amplifier kelas ini merupakan sesuai dengan sinyal inputnya. Dengan kata lain Amplifier ini berbanding lurus antara input dan outputnya. Karakteristik Amplifier Kelas A: Perangkat output (Transistor) mengalirkan seluruh sinyal input. Dengan kata lain , amplifier tersebut mereproduksi seluruh gelombang amplitudo sinyal bunyi yang masuk secara keseluruhan. Amplifier ini panas lantaran transistor nya melakukan pekerjaan terus menerus dengan tenaga penuh. Tidak ada keadaan dimana transistor beristirahat meski cuma sejenak , meski bukan memiliki arti amplifier tersebut tidak sanggup dimatikan. Maksudnya merupakan ada fatwa listrik konstan yang mengaliri transistor tersebut secara terus menerus (dan ini secara tetap menciptakan panas) yang disebut selaku “bias”.

Amplifier Kelas A merupakan amplifier yang paling inefisien. Nilai efisiensi nya sekitar 20. Karena faktor-faktor itulah amplifier kelas A dianggap paling inefisien , per watt output yang dikeluarkan , sekitar 4-5 watt terbuang tidak bermanfaat dalam bentuk panas (disipasi panas). Pada biasanya bentuknya besar dan sungguh berat bobotnya. Karena panas , amplifier ini memerlukan ventilasi dan pembuangan panas yang cukup besar juga (sangat tidak ideal untuk dipasang di kendaraan beroda empat anda dan kebanyakan jarang di pakai oleh lazim di rumah). Keuntungannya merupakan amplifier ini sungguh-sungguh menciptakan setiap rincian bunyi yang masuk lewat inputnya , bebas dari distorsi.

Class B
Di dalam amplifier ini , cuilan konkret dan negatif dari sinyal dikerjakan oleh cuilan yang berlawanan dari sirkuit. Perangkat output (transistor) terus melakukan pekerjaan hidup dan mati. Kelas B amplifier mempunyai karakteristik selaku berikut. Sinyal input dari amplifier ini mesti lebih besar biar sanggup melakukan transistor dengan baik. Hampir merupakan kebalikan dari amplifier kelas A. Harus ada setidaknya dua perangkat output sejenis dengan penguat ini. Bagian output amplifier ini melakukan dua output tersebut. Masing-masing perangkat output tersebut melakukan setengah panjang gelombang sinyal bunyi secara bergantian. Pada waktu transistor tidak melakukan pekerjaan , maka tidak ada fatwa listrik (bias) yang mengaliri transistor tersebut. Setiap perangkat output tersebut berada dalam keadaan on (hidup) selama satu setengah kali siklus gelombang amplitudo.

Amplifier kelas B melakukan pekerjaan lebih cuek ketimbang kelas A , tetapi dengan kelemahan distorsi pada frekwensi-frekwensi tertentu yang ter “cross over”. Hal ini disebabkan lantaran amplifier tersebut tidak melakukan pekerjaan sarat setiap di saat (bergantian nyala-hidup setiap amplitudo). Topologi amplifier ini merupakan dengan metode tarik dan dorong (push-pull) , satu menawan sinyal dari loudspeaker dan lainnya mendorong sinyal audio ke loudspeaker. Hal ini menciptakan amplifier ini sanggup menjadi lebih hemat biaya , lantaran sanggup memakai dua macam transistor yang harganya murah ketimbang memakai suatu transistor yang mahal. Sudah aku sebutkan diatas bahwa amplifier ini memerlukan sinyal output yang besar. Dengan demikian sinyal audio yang masuk mesti dikuatkan apalagi dulu sebelum masuk ke perangkat output. Karena lebih banyak sirkuit yang mesti dilalui oleh sinyal audio tersebut , sinyalnya terdegradasi (kualitasnya turun) apalagi dulu sebelum masuk ke perangkat outputnya.

Class AB
Ini merupakan kompromi dari dua kelas diatas. Amplifier kelas operasi AB mempunyai beberapa laba terbaik dari Kelas A dan Kelas B built-in. Keuntungan khususnya merupakan mutu bunyi seimbang dengan Kelas A dan efisiensi menyerupai dengan Amplifier Kelas B. Kebanyakan amplifier terbaru memakai topologi ini. Karakteristiknya: Pada biasanya Kelas AB melakukan pekerjaan menyerupai Kelas A tetapi dengan tingkat level output lebih rendah. Sekali lagi menyediakan yang terbaik dari duak Kelas amplifier (kelas A dan B).

Bias output dikontrol sehingga arus listrik mengalir dalam perangkat output selama lebih dari setengah siklus sinyal tetapi kurang dari seluruh siklus. Ada cukup arus yang mengalir lewat masing-masing perangkat untuk tetap beroperasi sehingga mereka menyikapi eksklusif permintaan tegangan input. Pada tahap keluaran tarik dan dorong (push-pull) , ada beberapa tumpang tindih lantaran setiap perangkat output menolong lainnya selama masa transisi singkat , atau periode crossover dari konkret ke negatif setengah dari sinyal tersebut. Ada banyak implementasi dari desain Amplifier Kelas AB ini. Non linearitas Kelas B nyaris dihilangkan tetapi sambil menyingkir dari panas dan inefisiensi yang dihasilkan oleh Amplifier Kelas A. Nilai efisiensi amplifier kelas AB ini sekitar 50 dan menjadi desain kelas amplifier yang cukup terkenal di saat ini dan sanggup digunakan di kendaraan beroda empat maupun di rumah.

Class D
Sering disalah artikan selaku Digital amplifier oleh penduduk umum. Berikut ini merupakan karakteristik Kelas D: Sementara ini memang beberapa Amplifier Kelas D berlangsung dalam modus digital , memakai data biner yang koheren , sebagian tidak. lebih cocok bilas disebut “switching” amplifier , lantaran di sini perangkat output dengan segera dinyalakan dan dimatikan setidaknya dua kali untuk setiap siklus. Bergantung pada frekuensi switching nya , mereka sanggup “dihidupkan” atau “dimatikan” jutaan kali per detik. Secara teoritis Amplifier Kelas D 100% efisien , tetapi dalam prakteknya , efisiensinya berkisar antara 80-90%. Nilai tinggi pada efisiensi , dengan korban mutu reproduksi audio yang terdegradasi. Amplifier Kelas D kebanyakan digunakan pada aplikasi non Hi-fi atau untuk subwoofer.

Ada beberapa topologi kelas lain yang jarang digunakan yakni Kelas G dan H. Dua kelas ini merupakan nyaris serupa dengan Kelas AB topologi , tetapi keduanya mempunyai fitur dua penyuplai listrik (power supply) yang mati atau hidup bergantung pada sinyal musik yang masuk. Menggunakan dua pasokan listrik mengembangkan efisiensi cukup untuk mengembangkan daya secara signifikan.

Kelas G menjadi sungguh lazim untuk desain pro audio. Kelas H dirancang untuk memakai topologi yang serupa selaku Kelas G , tetapi cuma menyediakan tegangan cukup untuk operasi optimum dari perangkat output. Lagi-lagi menjadi suatu cara untuk mengembangkan efisiensi dengan mengorbankan mutu reproduksi suara.

Kesimpulan :
Kelas G dan H memperbesar kompleksitas sinyal dan menurunkan kualitasnya lantaran keperluan switching nya bergantung pada sinyal input. Kelas D unggul dalam efisiensi tetapi lemah dalam mutu reproduksi suara. Kelas B biasanya mendapat distorsi crossover , jauh dari Kelas D , G , dan H dalam efisiensi. Kelas AB merupakan topologi yang paling mendekati dengan kata ideal. Dari semua desain tersebut memang merupakan kompromi terbaik dari kinerja versus biaya. Kelas A merupakan yang paling linear , non efisien , panas dan paling mahal.

Tidak ada komentar untuk "Mengenal Jenis Dan Kelas Power Amplifier - Bahar Electronic"