Kelebihan Input Dan Output Balance - Bahar Electronic
Alhamdulilah , jumpa lagi di blog . Posting kali ini mari kita mengenali kelebihan dan mengerti apa itu input dan output balance? Mungkin selama ini kita cuma tahu bahwa input dan output itu cuma satu. Yaitu yang berisikan out positif (+) dan ground. Atau yang disebut dengan unbalance. Istilah ini memang awam ditelinga kita , lantaran biasanya cuma dipakai oleh jago sound system saja atau istilahnya audio profesional (Audio Pro). Nah setelah aku pelajari dari banyak sekali sumber di google , ternyata koneksi input dan output balance ini banyak kegunaannya dibanding koneksi input dan output unbalance. Salah satunya laba yang utama yakni sanggup menangkal noise dan crosstalk pada sinyal masukan. Apa itu crosstalk? Adalah gangguan pada kabel yang timbul lantaran ada satu atau lebih pair kabel yang berada didekatnya sedang dipakai. Disebabkan isolasi kabel yang kurang baik. Dengan menggunakan koneksi balance , maka gangguan crosstalk sanggup dicegah.
Koneksi Balance dahulu cuma dipakai oleh para audio pro saja , namun kini lambat laun sudah dipakai untuk perangkat audio hi-fi atau audio rumahan. Balance interkoneksi menggunakan 3 kabel. Kabel no.1 yakni ground dan kabel yang lain no.2 dan no.3 yakni kabel sinyal yang fasanya berkebalikan atau berlainan 180 derajat. Koneksi balance menggunakan connector XLR yang memiliki 2 pin sinyal , yakni yang sefasa (in-phase) dinamakan "Hot" atau (+) dan sinyal yang berkebalikan fasa (anti phase) dinamakan "Cold" atau (-). Dan satu pin ground. Berikut gambar XLR connector dan keterangannya.
Terus apa perbedaan antara sinyal balance dan unbalance? Dan apa kelebihan dari sinyal balance ini? Berikut gambar signal balance dan unbalance dan keterangannya.
Silahkan lihat gambar diatas. Bahwa dalam koneksi unbalance signal output yang dihasilkan yakni signal+noise. Kaprikornus pada koneksi unbalance akan beresiko timbul noise dan gangguan , bila pemakaian kabel koneksinya panjang. Sedangkan pada koneksi balance signal outputnya lebih besar dan tidak mengandung noise. Bagaimana sanggup tidak mengandung noise? Secara teori , bila ada noise yang serupa menginterferensi jalur kabel “hot” dan “cold” , rangkaian akseptor input balance akan menetralisir noise tersebut. Karena sinyal “cold” dibalik fasanya kemudian dijumlahkan dengan sinyal “hot”. Noise yang ada pada sinyal “cold” juga ikut dibalik fasanya , saat dijumlahkan dengan sinyal “hot” maka noise pada jalur “hot” berkebalikan fasanya dengan noise yang ada pada jalur “cold”. Namun itu cuma teori , dalam prakteknya tidak sesempurna itu. Yang penting noise sanggup kita tekan dan berkurang.
Keuntungan yang lain yakni koneksi balance menciptakan jangkauan dinamik yang lebih tinggi dibanding koneksi unbalance. Ini disebabkan lantaran standard level tegangan pada balance interkoneksi lebih tinggi yakni 1 ,228Vrms dibandingkan dengan level tegangan pada unbalance interkoneksi sebesar 0 ,316Vrms. Impedansi inputnya sebesar 10K ohm. Lalu apakah koneksi Balance itu diwajibkan? Sebenarnya signal balance diwajibkan , bila jarak antar perangkat jauh. Misal jarak Pre-amp dan power lebih dari 10 Meter , maka diwajibkan menggunakan tata cara balance. Meskipun begitu , bila jaraknya bersahabat , kita juga sanggup menggunakan tata cara balance ini. Fungsinya sanggup untuk mengoptimalkan gain.
Saya gak diskusikan skemanya ya he..he.. cuma pembahasan saja. Terus apa kerugian dari koneksi balance ini? Kerugiannya adalah rangkaian akseptor sinyal balance lazimnya memiliki noise yang lebih tinggi ketimbang rangkaian akseptor sinyal unbalance. Namun ini dipandang tidak penting lantaran lebih penting menetralisir noise pada kabel yang panjang ketimbang menghemat noise pada rangkaian akseptor sinyalnya. Kerugiannya lagi , rangkaian akseptor sinyal balance lebih rumit. Dengan mengenali kelebihan dan laba koneksi balance , maka kita sanggup tahu kapan kita mesti menggunakan koneksi balance dan kapan kita menggunakan koneksi unbalance? Yang terang koneksi balance menciptakan dinamika bunyi yang lebih baik ketimbang koneksi unbalance. Bagaimana cara aplikasinya atau penyesuaian pada perangkat audio kita , supaya sanggup menggunakan koneksi balance ini? Akan aku diskusikan diposting berikutnya. Semoga bermanfaat.
Koneksi Balance dahulu cuma dipakai oleh para audio pro saja , namun kini lambat laun sudah dipakai untuk perangkat audio hi-fi atau audio rumahan. Balance interkoneksi menggunakan 3 kabel. Kabel no.1 yakni ground dan kabel yang lain no.2 dan no.3 yakni kabel sinyal yang fasanya berkebalikan atau berlainan 180 derajat. Koneksi balance menggunakan connector XLR yang memiliki 2 pin sinyal , yakni yang sefasa (in-phase) dinamakan "Hot" atau (+) dan sinyal yang berkebalikan fasa (anti phase) dinamakan "Cold" atau (-). Dan satu pin ground. Berikut gambar XLR connector dan keterangannya.
Terus apa perbedaan antara sinyal balance dan unbalance? Dan apa kelebihan dari sinyal balance ini? Berikut gambar signal balance dan unbalance dan keterangannya.
Silahkan lihat gambar diatas. Bahwa dalam koneksi unbalance signal output yang dihasilkan yakni signal+noise. Kaprikornus pada koneksi unbalance akan beresiko timbul noise dan gangguan , bila pemakaian kabel koneksinya panjang. Sedangkan pada koneksi balance signal outputnya lebih besar dan tidak mengandung noise. Bagaimana sanggup tidak mengandung noise? Secara teori , bila ada noise yang serupa menginterferensi jalur kabel “hot” dan “cold” , rangkaian akseptor input balance akan menetralisir noise tersebut. Karena sinyal “cold” dibalik fasanya kemudian dijumlahkan dengan sinyal “hot”. Noise yang ada pada sinyal “cold” juga ikut dibalik fasanya , saat dijumlahkan dengan sinyal “hot” maka noise pada jalur “hot” berkebalikan fasanya dengan noise yang ada pada jalur “cold”. Namun itu cuma teori , dalam prakteknya tidak sesempurna itu. Yang penting noise sanggup kita tekan dan berkurang.
Keuntungan yang lain yakni koneksi balance menciptakan jangkauan dinamik yang lebih tinggi dibanding koneksi unbalance. Ini disebabkan lantaran standard level tegangan pada balance interkoneksi lebih tinggi yakni 1 ,228Vrms dibandingkan dengan level tegangan pada unbalance interkoneksi sebesar 0 ,316Vrms. Impedansi inputnya sebesar 10K ohm. Lalu apakah koneksi Balance itu diwajibkan? Sebenarnya signal balance diwajibkan , bila jarak antar perangkat jauh. Misal jarak Pre-amp dan power lebih dari 10 Meter , maka diwajibkan menggunakan tata cara balance. Meskipun begitu , bila jaraknya bersahabat , kita juga sanggup menggunakan tata cara balance ini. Fungsinya sanggup untuk mengoptimalkan gain.
Saya gak diskusikan skemanya ya he..he.. cuma pembahasan saja. Terus apa kerugian dari koneksi balance ini? Kerugiannya adalah rangkaian akseptor sinyal balance lazimnya memiliki noise yang lebih tinggi ketimbang rangkaian akseptor sinyal unbalance. Namun ini dipandang tidak penting lantaran lebih penting menetralisir noise pada kabel yang panjang ketimbang menghemat noise pada rangkaian akseptor sinyalnya. Kerugiannya lagi , rangkaian akseptor sinyal balance lebih rumit. Dengan mengenali kelebihan dan laba koneksi balance , maka kita sanggup tahu kapan kita mesti menggunakan koneksi balance dan kapan kita menggunakan koneksi unbalance? Yang terang koneksi balance menciptakan dinamika bunyi yang lebih baik ketimbang koneksi unbalance. Bagaimana cara aplikasinya atau penyesuaian pada perangkat audio kita , supaya sanggup menggunakan koneksi balance ini? Akan aku diskusikan diposting berikutnya. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar untuk "Kelebihan Input Dan Output Balance - Bahar Electronic"
Posting Komentar