Widget HTML Atas

Sambungan Speaker Paralel Vs Seri Nikmat Mana? - Bahar Electronic

Alhamdulilah. Hari ini masih diberikan peluang dan kesehatan untuk bisa menciptakan artikel kembali. Kali ini saya akan membahas masalah klasik seputar sound system , yang dari dahulu masih menggelitik saya untuk membahas masalah sambungan seri dan paralel pada speaker. Enakan mana speaker di paralel dengan seri? Dan masih juga belum juga terjawab manis mana koneksi speaker paralel atau seri pada suatu perangkat sound system. Pada perangkat sound system sambungan speaker akan kokoh dengan hasil bunyi yang dihasilkan di lapangan. Tumpukan dan jarak antar speaker juga akan kokoh pada hasil suara. Kaprikornus sambungan speaker secara seri atau paralel menegaskan optimal atau tidak hasil bunyi akhirnya. Kapan dikehendaki sambungan secara paralel dan kapan dikehendaki sambungan secara seri? Dan apa keistimewaan dan kekurangannya? Simak lebih lanjut.

Saya dari dahulu tidak menyadari bahwa sambungan yang saya pakai merupakan paralel semua antar speaker. Tidak ada sambungan satupun yang saya seri antar speaker. Entah sanggup berapa ohm jumlah total impedansi speakernya. Jelas akan kecil sekali impedansi ohmnya , mungkin bisa saja dibawah 2 ohm he..he.. Padahal harusnya impedansi minimal untuk speaker tidak diusulkan dibawah 2 ohm. Karena bisa membuat beban berat dan power menjadi lebih panas. Tapi pada di saat itu tidak terjadi masalah sedikit pun pada power dan speaker yang saya gunakan pada sound system yang saya pakai pada program hajatan. Padahal menggunakan sambungan paralel semua he..he..


Tapi memang pada di saat itu saya belum tahu tentang ihwal impedansi speaker itu yang manis itu menyerupai apa? Kaprikornus saya main sambung saja. Dan hanya satu tujuan saya waktu itu merupakan sambungan secara paralel biar hasil bunyi lebih optimal dibandingkan dengan sambungan seri. Sehingga saya tidak menggunakan sambungan seri pada perangkat sound system saya , dengan argumentasi hasil suaranya kalah dengan dengan sambungan paralel. Hasil bunyi sambungan seri suaranya agak mendem atau kurang looss. Sehingga terkesan agak depresi hasil suaranya. Walaupun memang melanggar hukum dari teori perkiraan impedansi yang sebaiknya minimal dilarang dibawah 2 ohm.

Pada di saat itu terjadi kebimbangan setelah mengenali bahwa minimum impedansi speaker diusulkan dilarang dibawah 2 ohm. Akhirnya semua sambungan antar speaker pada sound system saya rubah menggunakan koneksi seri dan paralel , untuk mengejar-ngejar minimal impedansi 2 ohm tersebut. Tapi hasilnya bunyi sound system saya jadi melempem tidak bertenaga. Apakah ada yang salah dengan sambungan speaker saya? Akhirnya saya rubah kembali koneksi antar speaker menjadi paralel semua , kembali ke koneksi awal. Dan hasilnya kembali maksimal.

Selang bertahun-tahun tidak menggunakan perangkat sound system. Karena suatu hal perangkat sound system mesti saya jual semuanya. Kaprikornus di saat itu nyaris tidak main mixer dan power lagi he..he.. Kembali ingin menciptakan sound system lagi dengan desain sederhana dan menggunakan perangkat yang serba murah atau low level sound system. Mulai dari speaker dan aksesoris menggunakan yang murah dan kelas terendah he..he.. lantaran memang untuk mengejar-ngejar komponen speaker manis sudah tidak dapat terbeli , lantaran saking mahalnya. Nah disini saya mulai mencicipi betapa sungguh pengaruhnya sambungan paralel dan seri antar speaker tersebut. Dimana sambungan secara paralel lebih bisa mengembangkan tampilan bunyi lebih bertenaga dan optimal dibanding sambungan secara seri. Saya berpikir apa mungkin dari mutu speaker yang rendah ini membuat mesti dipaksa disambung secara paralel biar bunyi maksimal. Tapi ternyata bukan. Jawabannya yang benar merupakan sambungan secara paralel memang lebih yummy dibandingkan dengan sambungan secara seri. Apa penyebabnya kok bisa lebih yummy sambungan speaker di paralel ketimbang di seri? Apakah benar speaker yang di paralel lebih enak? Jawabnya benar. Ternyata ada sebabnya he..he.. Mari kita simak satu persatu.

Saya tidak menyarankan koneksi paralel semua pada semua speaker kalau memang tidak darurat. Apalagi kalau digandengkan dengan power berdaya watt besar. Harus sungguh-sungguh dipertimbangkan berapa daya watt optimal speaker dan berapa daya watt power amplifiernya. Cara saya ini lebih saya sarankan untuk sound system low level yang bukan kelas profesional. Yaitu sound system dengan perangkat rakitan power berdaya rendah dan speaker yang berdaya rendah juga. Dan mutu rendah untuk mengangkat bunyi biar lebih maksimal. Untuk kelas profesional saya sarankan ikuti hukum main yakni impedansi minimal 2 ohm , jangan dibawahnya.

Kenapa saya sarankan untuk sound system kelas rendah dengan perangkat daya rendah? Karena pada lazimnya power atau speaker murahan pada lazimnya tidak dapat diberikan daya watt power yang terlalu besar. Kaprikornus ya mesti pinter mengendalikan bagaimana caranya power berdaya rendah ini bisa melakukan pekerjaan optimal dengan speaker murahan tersebut he..he.. istilahnya kita pakai bonus suaranya. Saya gres mencicipi hal ini di saat membangun kembali perangkat sound system dengan komponen yang serba murah. Nah bagaimana kalau cara ini diaplikasikan untuk kelas sound system profesional? Tentunya hasilnya akan lebih optimal lagi , kalau tahu caranya mengkombinasi speaker dan sambungannya. Karena beda tatak letak tumpukan speaker juga akan mempengaruhi hasil suara. Kita kembali ke topik. Apa enaknya sambungan paralel dibanding sambungan seri? Dan kenapa speaker yang di paralel lebih yummy ketimbang yang di seri?

Bagi para pecinta sound system ini merupakan pertanyaan lazim yang sering terjadi dilapangan. Masalah sambungan seri paralel speaker. Kenapa bunyi saya kok melempem dan tidak maksimal. Dan banyak yang keliru mengartikan kenapa speaker paralel lebih enak. Apakah benar speaker yang disambung secara paralel lebih enak? Jawabnya merupakan benar. Tapi banyak yang tidak tahu apa penyebab speaker yang dirangkai secara paralel lebih yummy dibanding dengan yang di seri? Bukan lantaran 2 unit speaker di paralel menjadi 4 ohm , lantas bunyi menjadi enak. Dan juga bukan mempunyai arti speaker yang berimpedansi 8 ohm tidak enak.

Pada suatu perangkat sound system , kita mesti bisa memperhitungkan berapa impedansi total dan watt , serta sambungan antar speakernya.  Semakin besar impedansi ohm , maka akan lebih kecil arus watt yang dihasilkan , dan begitu sebaliknya. Jika kian kecil impedansi ohm speaker , maka arus watt yang dihasilkan juga akan kian besar. Misalkan suatu power amplifier bisa menegaskan impedansi speaker yang dibebankan , maka power amplfier akan lebih menegaskan impedansi besar , lantaran kinerjanya akan lebih dingin. Sedangkan impedansi 4 ohm akan menciptakan kinerja power amplifier lebih panas.

Jika 2 buah speaker berimpedansi 8 ohm dan berdaya masing-masing 500watt , kemudian dipasang secara paralel , maka yang keluar akan menjadi 4 ohm. Sementara kalau kita menggunakan speaker dengan daya 1000watt , maka watt power akan naik nyaris 2x lipat , sekitar 1500w. Memang hingga di sekarang ini belum ada observasi bahwa speaker yang berimpedansi rendah atau tinggi menciptakan bunyi yang lebih enak. Seumpama ada yang manjawab bahwa speaker ohm rendah lebih yummy ketimbang ohm tinggi , maka akan muncul pertanyaan kenapa tidak dibentuk saja impedansi ohm speaker itu rendah semua atau disamakan he..he..? Kalau masalah power bisa disesuaikan.

Penyebab speaker 4 ohm paralel lebih yummy dan yang menjadi kunci utama kenapa speaker yang di paralel lebih enak? Itu disebabkan lantaran watt yang keluar dari power menjadi lebih besar. Sedangkan kita tahu kalau ingin menciptakan bunyi speaker yang yummy , khususnya di nada rendah , supply watt power mesti memadai. Selain itu speaker yang disusun secara bersamaan atau ditumpuk akan menjadi lebih responsif. Misal kalau kita pasang 2 buah speaker yang disambung paralel totalnya menjadi 4 ohm. Dengan daya masing-masing speaker max power 750 watt x2= 1500w dan daya power 1000w , maka total yang keluar = 1500w. Ini sudah cukup untuk menyuplay daya dari kedua speaker tersebut. Tapi kalau bila letakkan kedua speaker yang kita paralel dengan impedansi 4 ohm tersebut secara terpisah. Misal 1 unit speaker kita kasih jarak dengan speaker satunya lagi kira-kira jarak 100 meter dan dengar satu persatu bunyi yang keluar dari box speaker , maka hasilnya tidak ada bedanya dengan speaker yang berimpedansi 8 ohm dengan maks power yang sama. Kemudian bandingkan dengan speaker berdaya sama dengan impedansi 8 ohm , maka akan sama hasilnya.

Tapi di saat kita berikan speaker dengan watt yang lebih besar , misal 1600w dengan impedansi 8 ohm dan power 1500w , maka speaker yang dikasih jarak dan disambung secara paralel hasilnya lebih optimal dan memuaskan. Kaprikornus pada dasarnya disini , bukan lantaran di paralel lantas bunyi menjadi enak. Tapi menurut saya ada pada watt power juga speaker. Dan mutu dari speaker itu sendiri. Memang bunyi akan lebih berbarengan kalau speaker ditumpuk. Selain itu kita juga diuntungkan dengan watt power kian besar. Kaprikornus kita memperoleh free 50% , sehingga dapat menjadi asupan watt untuk speaker yang diparalel menjadi 4 ohm.

Kesimpulanya merupakan bukan lantaran speaker yang diparalel menjadi 4 ohm menciptakan bunyi menjadi lebih nendang  dan enak. Tapi ada pada power amplifier yang menampilkan watt lebih kalau speaker diparalel menjadi 4 ohm. Memang kurang kerjaan juga sih , kalau ada 2 buah speaker 18" yang ditumpuk secara bersamaan dan dibebani menjadi 8 ohm. Selain mubadzir juga kurang menguntungkan. Yang sebaiknya memperoleh watt ekstra kalau diparalel menjadi 4 ohm , ini menjadi percuma.

Paralel boleh saja , namun ingat jangan melampaui batas kesanggupan power amplifier , optimal 4 ohm. Gunakan 2 ohm kalau emergency atau darurat saja. Jika Anda menerapkan 2 ohm pada speaker , maka power akan cepat panas dan tidak akan tahan lama. Mengingat sound system kita dipakai program hajatan , bisa hidup terus menerus selama 10 jam , bahkan lebih. Maka perkiraan impedansi speaker juga mesti diperhatikan. Agar kinerja power tidak terlampau panas , namun menciptakan bunyi yang yummy dan maksimal.

Bagaimana cara menegaskan watt power untuk menyuplai speaker saya? Jika Anda ingin mengenali watt power yang sesuai untuk menyuplai speaker Anda , caranya mudah. Cara ini biasanya berlaku untuk speaker kelas atas atau yang memiliki spesifikasi real. Sedangkan pada speaker setempat atau kelas bawah , nilai wattnya menurut saya kurang konsisten. Bahkan yang dicantumkan malah nilai max powernya.

Jika speaker berdaya 500watt , berapa power yang sesuai untuk speaker ini? Caranya cukup gampang , yakni dengan cara dibagi dua kemudian dikali tiga.
Contoh:
500w : 2= 250w
Kemudian 250w x3= 750w
Maka power yang sesuai untuk menyuplai speaker Anda merupakan 750watt max power.

Perhitungan diatas berlaku untuk speaker kelas atas yang memiliki daya real. Sedangkan speaker setempat atau kelas bawah , memang daya wattnya sudah rendah. Makanya mereka mencantumkan eksklusif nilai max powernya. Makanya terang perangkat sound system saya yang kelas bawahan ini , bisa menciptakan bunyi lebih yummy , kalau speakernya diparalel semua he..he.. Tapi jangan ditiru ya he..he.. Tetap ikuti hukum main. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar untuk "Sambungan Speaker Paralel Vs Seri Nikmat Mana? - Bahar Electronic"